Senin, 26 Desember 2011

Ayu Ting Ting dan Sepakbola Indonesia

Saya tahu, Anda pasti akan bertanya "apa hubungannya Ayu Ting Ting dengan sepakbola Indonesia?". Iya, memang tidak ada hubungannya karena Ayu Ting Ting bukan pengurus PSSI ataupun salah seorang pemain sepakbola Indonesia. Saya hanya tertarik dengan penggalan lagu Ayu Ting Ting yang berjudul "Alamat Palsu". Penggalan lagu itu berbunyi "...kemana..kemana...kemana..." atau dalam penggalan yang lain berbunyi "...dimana...dimana...dimana...". Penggalan lagu itu bagi saya sangat pas untuk menggambarkan suasan persepakbolaan Indonesia saat ini. Kisruh dan membingungkan. Ikut kompetisi dimana? dan akan bertanding kemana?

Sejak ricuhnya kongres PSSI beberapa waktu yang lalu hingga terpilihnya Djohar Arifin sebagai ketua PSSI yang baru, ternyata kekisruhan di PSSI belum juga berakhir. Malah kekisruhan itu memasuki babak baru yaitu adanya dualisme kompetisi sepakbola Indonesia. Satu kompetisi bernama Indonesia Premier League (IPL) dan yang satunya lagi Indonesian Super League (ISL). Masing-masing penyelenggara mengkalim kompetisi yang mereka selenggarakan legal. Yang jadi korban adalah klub-klub sepakbola yang akan menjadi peserta kompetisi. Mereka bingung mau berkompetisi kemana dan bertanding kemana. Persis Ayu Ting Ting yang kebingungan mencari alamat palsu.

Kekisruhanpun tidak hanya terjadi pada tataran elit-elit PSSI. Di dalam intern klub-klub sepakbolapun terjadi perpecahan. Contohnya adalah Persija dan Arema Indonesia. Kedua klub sepakbola itu memiliki dualisme kepengurusan yang masing-masing mengkalim dirinya paling sah. Saya yang tinggal di kota Malangpun agak sedih melihat klub kebanggan saya Arema Indonesia mengalami perpecahan internal hingga memunculkan dua tim yang berlaga di kompetisi yang berbeda. Saya juga bingung mau mendukung yang mana.

Lalu, apa solusi dari semua ini?

Menurut saya, solusinya sebenarnya sederhana. Jika masing-masing pihak melepaskan ego dan kepentingan mereka, kemudian duduk bersama mencari titik temu atas permasalahan yang terjadi, niscaya kekisruhan itu akan selesai. Namun yang terjadi justru sebaliknya, masing-masing pihak saling klaim, saling tuding dan saling menyalahkan. Jika para elit di organisasi sepakbola itu mau legowo dan memikirkan kemajuan persepakbolaan Indonesia, tentu masalah akan cepat selesai. Cobalah untuk membersihkan organisasi sepakbola ini dari kepentingan kelmpok dan golongan, bersihkan dari intervensi politik dan kelola secara profesional. Insya Allah sepakbola Indonesia akan maju. Wallahuallam bissawab

0 komentar:

Posting Komentar